----------
 |
| Bulan desember/dk |
Suatu ketika sa kembali dari rantau..bawa pulang ijazah. Bangga luar biasa. Mama pu perjuangan kirim2 uang kuliah dan uang kost tu meski sering terlambat dan tdk pernah cukup tapi Tuhan selalu buka jalan.
Sa naik kapal menuju Tanah Papua. Naik pesawat kala itu seperti mimpi saja (kalo skarang ni. Malah ingin naik kapal. Su cape naik pesawat).
Perjalanan 1 minggu. Hari yg dinantipun tiba. Kapal sandar di Pelabuhan
Waupnor. Pelabuhan padat luar biasa.maklum desember jadi. Mudik ke
Papua ni. Panas pica Kota Karang Panas tu kawan kawan su tau to.
Mama menepi di bawah pohon dekat gudang. Meski jauh dan samar samar, saya ini anaknya. Saya sangat hapal mama. Mungkin karena ikatan batin jadi ee.
Sa laju pikul tas baru turun jalan menuju mama. Pulang dari kota studi tentu sa pu penampilan mantap karena su kenal perkembangan mode jadi. (Sa juga ganteng ee. Sapa dulu mamaku).
Mama juga liat sa menuju tempatnya, mama jalan menuju saya, sa lari menuju mama. tong dua baku polo sampe. Hancurrrr. Sa mau menangis tapi mama bilang "jangan menangis, anak laki2 sudah besar". Padahal mama sendiri lap dia pu air mata. Sa star menangis sudah mo. Sa su terlalu rindu. Baru sa liat ke bawah mama tra pake sendal.....mama kakos (kaki kosong). Sa tambah hancur skali. Gara gara usaha kirim2 uang kost dan uang kuliah sampe sendal saja mama tra sempat beli.
Mama tong dua jalan gandeng tangan menuju Pasar inpres naik taksi di terminal menuju rumah yg jauh dari pelabuhan.
Sepanjang jalan tong 2 tertawa ceria. Macam ribuan cerita tong 2 ada tahan2 utk cerita di rumah.
Sa tdk malu..meski mama kaki kosong...sa saat itu bangga skali...seperti sa jalan dengan seorang Pahlawan yg gagah perkasa. Sioo mama sehhhhh.
-------
Awal Desember, di tepi Danau Sentani, Rudolfo.
Mama menepi di bawah pohon dekat gudang. Meski jauh dan samar samar, saya ini anaknya. Saya sangat hapal mama. Mungkin karena ikatan batin jadi ee.
Sa laju pikul tas baru turun jalan menuju mama. Pulang dari kota studi tentu sa pu penampilan mantap karena su kenal perkembangan mode jadi. (Sa juga ganteng ee. Sapa dulu mamaku).
Mama juga liat sa menuju tempatnya, mama jalan menuju saya, sa lari menuju mama. tong dua baku polo sampe. Hancurrrr. Sa mau menangis tapi mama bilang "jangan menangis, anak laki2 sudah besar". Padahal mama sendiri lap dia pu air mata. Sa star menangis sudah mo. Sa su terlalu rindu. Baru sa liat ke bawah mama tra pake sendal.....mama kakos (kaki kosong). Sa tambah hancur skali. Gara gara usaha kirim2 uang kost dan uang kuliah sampe sendal saja mama tra sempat beli.
Mama tong dua jalan gandeng tangan menuju Pasar inpres naik taksi di terminal menuju rumah yg jauh dari pelabuhan.
Sepanjang jalan tong 2 tertawa ceria. Macam ribuan cerita tong 2 ada tahan2 utk cerita di rumah.
Sa tdk malu..meski mama kaki kosong...sa saat itu bangga skali...seperti sa jalan dengan seorang Pahlawan yg gagah perkasa. Sioo mama sehhhhh.
-------
Awal Desember, di tepi Danau Sentani, Rudolfo.
Posting Komentar