Logo Pemda Kab.Paniai (Ils.google/KM) |
Nabire,(KM) --- Kami Pembina bersama bersama para penghuni Asrama, Mahasiswa/i Paniai di Nabire, meminta Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Paniai segera melunasi Lokasi kedua Arsama kepada pemilik hak ulayatnya. Asrama sudah berdiri bagus, namun lokasinya belum dibayar tuntas, yang berkedudukan di Jl. Kalibobo Nabire, Papua.
Hal itu disampaikan oleh pembina Asrama Putera/i, Marten Luter Yogi, melalui via sms, yang diterima wartawan media ini, Jumat,(29/04/2016)pukul 07:00 malam.
Dikatan, karena melihat dengan mahasiswa/I penghuni Asrama Nabire sedang mengalami takluk dengan tuntutan pemilik hak ulayat yang belum dibayar lunas oleh pihak Pemda Paniai ,ungkapnya.
Marten menilai bahwa, sejak penyerahan tanah adat, Kristina Rumadas ke Pemerintah Daerah Paniai, ada beberapa hal yang belum di selesaikan dengan baik,akhirnya kini bermasalah lagi”ujarnya.
Yogi, menyebutnya,Salah satunya, masalah pembayaran lokasi Asrama Putera dan Puteri yang tidak aman ini,”jelasnya.
Sementara itu, ketika pembina bersama para penghuni dimintai keterangan, pemilik lokasi, Ibu Kristina Rumas, mengatakan, “Sejak pertama Saya terima uang pembayaran 40 juta, jadi, kurang 60 juta lagi,”jelas, Ibu Kristina.
Lanjutnya, “sebelum dari tuntutan itu, tidak kabulkan saya tetap akan datang gonggong seperti anjing nanti,”Tegasnya.
Luter Yogi, menegaskan, tuntutan pemilik hak ulayat atas tanah adat ini, selalu datang di asrama untuk mendesak penghuni, Jadi, Pemerintah Daerah Paniai dalam waktu yang dekat segera amankan ,”Tegasnya, dengan penuh harap.
“Agar aktivitas diasrama ini tetap berlangsung tenang, tanpa mengangu, maka, Pemda mengambil langkah tepat untuk amankan pemilik hak ulatnya”harap, Marthen.
Tambahnya, “Karena Mahasiswa asal Paniai adalah aset Paniai dan mereka pasti akan kembali kedaerahnya untuk mengabdi lagi. Sehingga, disini kami sangat berharap, sebelum penghuni baru yang datang dari Paniai, dalam waktu dekat diselesai.
“Apabila hal ini tidak diselesai oleh Pemda sendiri, kondisi Asrama serta penghuninya , pastinya akan hidup dalam penuh ketraumaan, penekanan oleh pihak pemilik lakosi,sehingga aktivitas akan terganggu terus menerus,”Pungkirinya
(Yosafat Mai Muyapa/KM)
Editor : Petrus Yatipai
Posting Komentar