Selamat datang Dan selamat Membaca di Blog Kobepaibo..!!

Pemerintah Indonesia Diduga Bicara Lain, Main Lain, Dalam Bingkai NKRI di DIY dan Jakarta



Pertemuan Mahasiswa dan DPR Papua di Yogyakarta
Foto:Dooc
Bogor, (KM)-- Ketua Yayasan Swedaya Masyarakat (YLSM) Pegunugan Tengah Papua Servius Kedepa mengatakan apakah Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat masih tetap akan percaya dan menghormati perlakukan pemerintah pusat.

Sedih untuk mendengarkan berita kekecewaan karena tim DPRP  dan Gubernur Papua tidak dihormati sebagai umat manusia Papua dalam bingkai NKRI oleh gubernur DIY Sultan dan Presiden Jokowi-JK di Jakarta.

Mahasiswa Papua masih diberlakukan Separatis dan Monyet di DIY dan sekitarnya oleh gubernur DIY dan Presiden Republik Indonesia di Jakarta,

Sungguh, hatinya sakit dan sedih tetapi, apa boleh buat,” kata Servius Kedepa kepada wartawan www.kabarmapegaa.comSabtu,(6/16) malam ini.

Dikatakan, apabila seluruh mahasiswa berkomitmen untuk masih mau tinggal di DIY dan sekitarnya secara paksa hanya karena mengejar kepentingan pendidikan bagi nusa dan bangsa Papua. Alam Papua dan Tuhan Allah sebagai sang pencipta, termasuk kita umat manusia tetap akan melindungi saudara-saudara sekalian.

Suasana Pertemuan Mahasiswa dan  DPR Papua di
Asrama Mahasiswa Kamsann I Yogyakarta
Kami belum bisa berbuat apa-apa selain doa, ditribusi dan promosi situasi kekerasan Negara dan kejahatan kemanusiaan terhadap Orang Asli Papua dan lain-lain untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,

“Situasinya sudah semakin jelas terutama perlakuan NKRI terhadap Orang Asli Papua secara menyeluruh, yang telah dimulai sejak 1 Mei 1963 lalu,” kata servius

Menurutnya, apalagi situasi kemanusian bagi bangsa Papua pasca pelaksanaan KTT MSG yang akan dilaksanakan pada September 2016 mendatang di Vanuatu. Langkah-langkah apa seperti apa saja yang akan dilakukan oleh seluruh Orang Asli Papua, apabila status ULMWP akan diterima menjadi anggota penuh di MSG?  Apakah Indonesia akan tinggal diam menghadapi kemajuan diplomasi demikian?

Kata dia, Karena, para pemimpin NKRI ini dinilai urat malunya sudah diputuskan oleh darah Orang Asli Papua. Perbuatan DOSA kekerasan Negara Indonesia dan kejahatan kemanusiaan ini yang menghantui para pemimpin Indonesia untuk masih mau membunuh Orang Asli Papua terus hanpir tiap hari.

Peristiwa pengepungan TNI-POLRI terhadap asrama Mahasiswa Papua di Yogya seperti demikian biasa dilakukan juga hampir tiap hari di seluruh Papua dan Papua Barat,” bebernya

Ia mengatakan, tergantung mahasiswa apakah mau minta bapak Gubernur dan rombongan Pemerintah Daerah  Provinsi Papua untuk akan segera eksodus atau masih tetap mau bertahan untuk belajar?

"Tidak lupa kami sampaikan kepada Tim Gubernur Papua dan DPRP agar Tuhan pulangkan mereka dengan aman dan lancar sampai di Papua,”tambah kedepa


YLSM Merekomendasikan:

1. Kami meminta dengan sangat, penderitaan Orang Asli Papua Barat segera akan dibebaskan oleh Negara-Negara penyelamat dunia yang peduli terhadap kondisi pelanggaran HAM berat yang dipraktekan Indonesia sejak 1 Mei 1963
2. Kami minta dengan hormat, para pemimpin MSG penuhi kriteria keanggotaan yang kurang sesuai pendirian Piagam MSG untuk segera akan menerima ULMWP menjadi anggota penuh di MSG pada KTT MSG di Vanuatu dalam bulan September 2016 mendatang tanpa dibutuhkan kriteria lagi.
3. Pemerinta Provinsi Papua dan Papua Barat diminta segera akan memberikan dukungan politik sebagai anak negeri Melanesia untuk mendukung upaya-upaya diplomasi ULMWP, MSG dan PIF untuk membawa masalah penyelesaian akar masalah politik Papua di sidang-sudang PBB mendatang.  Melalui upaya-upaya tersebut Indonesia segara akan diberiksa oleh Komisi Dewan HAM PBB Urusan Pembunuhan Kilat dan Terencana terhadap kasus Paniai berdarah 8 Desember 2014 lalu. Selain itu, kasus-kasus pelanggaran HAM yang telah dan sedang diberlakukan oleh aparat TNI/POLRI dengan cara pemalangan masa aksi demo damai, penangkapan masal dalam jumlah yang banyak, pemenjarahan, penangkapam, penembakan terhadap Orang Asli Papua. 
4. Kami selaku bagian dari penduduk Melanesia yang tinggal bergumulan Darah Orang Asli Papua yang tidak berdosa di Papua mendesak kepada MSG dan PIF untuk membawa masalah pelanggaran HAM Papua Barat kepada PBB untuk selanjutnya didaftarkan di daftar perwalian PBB percepat Dekolonisasi dan seterusnya sampai Papua Barat benar-benar lepaskan diri dari NKRI



Pewarta: Yunus E Gobai
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : bloggerpapua.idm | Anakcenderawasih | Bloggerpapua.id
Copyright © 2015. KOBEPAIBO - All Rights Reserved
Admin by Enagokobepa
Proudly powered by kobepa