Ilustrasi,Google.Com |
Oleh : Anselmus Gobai
CERPEN,(KM)--Aku manusia punya ilmu dan bakat.Aku buat apa bagi sama siapa ???.Diam termenung di sudut kampung pigirang pantai.Dia laki laki,umur 35 tahun,berstatus keluarga,punya anak 2 perempuan berusia 1 tahun dan 2 tahun.kehidupan apa adanya,tidak lebih tidak kurang bisa dikatakan pas pasang.aku punya hobby semanjak kecil,hobbyku membaca buku.saat aku belum punya pacar,pacarku adalah buku.saat itu aku memiliki ilmu yang begitu banyak,pusat pintar adalah membaca buku,itulah kata Ibuku saat aku masih duduk di bangku SD.
Hari yang tak di hitung terlewatkan,kampung tempat dimana aku berada,banyak mendiami laki laki ataupun wanita yang masih berumur sekolah.mereka haus akan ilmu dan guru,mereka membutuhkan semangat pendorong bagi mereka.mereka mengajak Bapak Ibu di kampung itu tetapi kurang mampu,jawaban yang mereka dapatkan hanya tanpa berkata.
Setiap pagi siang sore,mereka selalu bermain di pinggir pantai,di tangan mereka selalu terbawa buku dan alat tulis.mereka selalu belejar mengajar bersama dan berkelempok,tawa bahagia,senang,suka duka bersama sepanjang hari.mereka lupa akan pulang dirumah,lupa pulang makan siang,keseriusan membuat mereka lupa semuanya.
Mereka semangat tinggi,belajar tinggi,untuk mengejar cita cita,untuk mendapatkan ijazah,untuk mendapatkan ilmu,untuk memdapatkan gelar,untuk menyenangkan orang tua,menyenangkan diri sendiri,menyenangkan banyak orang demi tanah citanya.
Hatiku terpesona,sedih dan tangis bersama hidupku.Aku punya ilmu,aku punya bakat,aku punya motivasi,aku punya jiwa bangun,tetapi bagaimana dengan mengurus makan minum keluarga.Aku seperti begini,keadaanku lemah,uang makanpun aku mencari dalam waktu 24 jam,mendapat uang kurang lebih Rp 20.000.00.akupun mengajar anak-anak itu pasti tiap bulan aku tidak dapat uang harga keringat,itu pasti dan pasti,orang tua mereka juga ekonomi lemah,mereka dapat dan ambil dimana.
Dua minggu berlalu,anak anak yang selalu bermain di pingiran pantai itu,datang di kerumun rumah aku.ada apa dan mengapa anda datang kesini ??? Salah satu anak yang mukanya bersedih itu berkata,Bapak dengan hormat kami mohon bantuanmu,dan kami butuh bantuan darimu.bantu apa,aku tak punya apa apa,seperti anda maksudkan.Bapak kami tahu bapa bisa dan mampu mengajar anak anak,bapak juga punya banyak hobby,salah satunya membaca buku.tidak itu tidak benar.kami sudah tahu informasih mengenai latar belakang bapak,kami sudah bertanya dan mencari dari satu rumah ke rumah,siapa yang mampu dan bisa mengajar,ternyata banyak warga disini berkata,hanya Bapak yang mampu dan bisa memberi ilmu dan mendidik.
Aku mau jawab apa,kelemahanku mereka sudah tahu,siapa aku yang sebenarnya.percuma aku berbohong kepada mereka lebih baik aku berkata jujur.
Benar anak anakku,diri saya seperti apa yang warga katakan,tetapi jika saya mengajar bagaimana dengan keluaga.bagaiana dengan makan minum.kalau aku mengajarkan pagi sampai sore,gurupun aku sendiri.
Mendengar perkatan itu,mereka semakin bersedih dan tangis atas keinginan besar untuk sekolah.kemudian mereka lari dekat aku,mereka peluk dan berlutut kepada aku serta mohon pertolongannya.
Hatipun tersentuh,hilang pikiran,dengan gaya keingin tahuan mereka.dalam hati,aku berdoa kepada Allah atas semua ini.akupun ikut tangis bersama meraka.aku berkata oke baik besok saya akan mencoba mengajar kepada kalian semua mohon datang pagi-pagi.
Dengan wajah yang ceriah mereka berkata,kami siap datang.mereka diantara satu dengan yang lain bergembira mendengarkan perkataan aku,mereka lari kerumah masing-masing dengan bahagia.
Keesokan pagi hari aku ke sekolah,mereka sudah datang terlebih dahulunya.aku mengajar dari nol dasar dasar pelajar.mereka cepat menangkap apa yang aku berikan.belajar mengajar dua minggu berlalu,hati dan pikiran semakin menyetuh dengan mereka.aku bukan mengajar saja tetapi mendidik lewat motivasi kata-kata hidup,mereka lebih semangat dan semangat.Aku selalu bertekan kepada meraka, dengan kata “motivasi yang tinggi,semangat yang tinggi,”pasti ada kesuksesan.
Di celah celah keseriusan mengajar,saat aku pulang kerumah,Istri aku berkata kepadaku,Bapak sudah mengajar 3 minggu berlebihan,mana uang makan buat di rumah ini,mana uang mengurus anak dua ini untuk kerumah sakit.dulu sebelum Bapak mengajar anak anak orang itu,Bapak kasih uang 100 perhari,sekarang saat mengajar,Bapak tidak kasih uang,lebih baik stop mengajar saja.bisa dan mampu memdidik banyak orang,tetapi dirumah dua anak dan satu ibu saja tak mampu .
Dengan banyak kata dari ibu, a ku berpikir panjang,mau buat apa?? Aku bisa dan pasti bisa adalah suara hatiku,disamping mengajar anak-anak,Aku mencari kerja antar jemput barang dari pemilik toko bangunan barang.kerjanya mudah dan waktunya tiap sore.jadi aku membagikan waktu,pagi sampai sore aku mengajar,sore sampai malam aku kerja.tiap hari aku mendapatkan uang,bisa dikatan cukup buat makan bersama keluarga.saat saya pulang Istri meminta uang untuk makan dan mengurus anak anak,saya kasih apa adanya pada diri dan dia juga mengerti keadaan aku.
Pengajar disekolah setahun berlalu,tak ada gaji tak ada guru guru datang mengapdi.hanya aku sendirian “motivasi tinggi dan semangat tinggi” adalah kataku kepada didikanku.Aku tak mudah menyerah pasti suatu saat berhasil dan ternama di sekolah dan anak anak ini.
Setahun enam bulam berlalu aku mendapatkan informasi perlombahan cerdas cermat antar Desa di kabupatan dalam rangka hari ulang tahun Kabupaten.Informasi berupa undangan itu diantar oleh salah satu anggota pemerintah daerah,bahwa mereka mendengarkan ada sekolah di dusun desa pinggiran yang mengajar satu guru saja itu ternyata terpopuler dikota.
Baik aku akan lebih mendidik mereka untuk menghadapi perlombahan ini.Aku memilih bisa diantar meraka lima orang lalu aku membawa mereka.dalam pertandingan mereka gugup dan susah beradaptasi dengan anak anak kota,susah berbicara,sudah berdiri di depan pulik dan lainnya.saat itu gagal kami lalu kami pulang.
Istri mengatakan jangan buang buang waktu,jangan merugikan diri dengan kamu punya mengajar yang tidak jelas,jangan bikin diri mampu mendidik banyak anak,pada hal anak ibu satu dua saja susah,mendidik dan mengapdi.sudah dibuktikan dengan kegagalan perlombahan kabupaten kemarin.stop mengajar sudah.???
Aku terpukul diam merenung semua itu,tanpa kata tanpa tindakan aku merelahkan diri untuk tidur.besok paginya aku tak mudah menyerah itu,aku harus bangkit dan tetap bangkit pasti suatu saat ada jalan buat aku,sambil melangkah kesekolah untuk mengajar didikanku.
Kegagalan banyak yang kami alami,saat mengikuti lomba lomba,saat di sekolah tanpa ada buku dan alat tulis,tanpa ada tenaga guru,peralatan untuk mengajar tak ada,tetapi kami setia dan pegang pada prinsip “Motivasi tinggi semangat tinggi.”
aku akan berusaha untuk mendidik bagaimana mental mereka untuk menghadapai banya orang.bagaimana berbicara depan publik,bagaimana cara kepemimpinan baik.
Dua tahun berlalu,kami di undang lagi untuk mengikuti lomba di kabupaten dalam rangka ulang kabupaten juga.diantara banyak siswa,aku memilih lima siswa yang aku percaya untuk mengikuti.saat bertanding sungguh mental dan jiwa tak kalah dengan sekolah sekolah lain di kota.saat itu didikanku masuk empat besar dalam perlombahan itu,dengan beribuh pengujian dan pertanyaan yang di berikan oleh penguji mereka mampu menangapi dan menjawab.
Didikanku masuk dua besar dalam perlombahan itu untuk mencari juara satu,sebelum bertanding didikanku berkata kepada aku.Pak kami tidak mampu menghadap mereka,sebab mereka pintar-pintar semua.ingat kisah dulu,kamu datang kepadaku untuk meminta mengajar,aku terima apa adanya.aku mengajar sampai bisa mengikuti lomba ini,tunjukan bahwa kami anak kampung juga bisa dan ingat aku selalu bilang ” Semangat tinggi motivasi tinggi’’ inilah saatnya untuk menyumbangkan semua itu,Aku percaya pasti kamu bisa dan menang.
Keyakinan besar untuk menghadapai dan mengalahkan mereka tanamkan dalam diri diatas kata Bapak guru,”Motivasi tinggi semangat tinggi.”dengan berbagai pertanyaan dan pengujian yang di berikan oleh dewan juri yang mampu dan bisa tahan sang jura kali ini adalah sekolah pedalaman pingiran Desa.
Bapak guru menunduk dan menjatuh tetesan air mata dikedua pipih,sambil bersyukur atas kekuatan dan peluang besar yang di berikan kepada sekolah pedalaman pingiran Desa.
Ia berdiri depan pubik sambil memelek didikannya,berkata kami ini anak kampung,sekolah kami seperti kadang babi,peralatan sekolah tak ada satupun,rumah sekolah copan campin,guru hanya saya,murid saya banyak saya meluangkan waktu mengajar dari pagi sampai sore,dalam kehidupan rumah tangga selalu bermalas atas ekonomi,saya mengajar tanpa gaji.maka itu saat ini dengan kekuatan penuh,didikan penuh dan pengetahuan pribadi yang banyak maka hasil akhir yang didik membuktikan dengan hasil Juara 1,Terimakash banyak.
Bidang pendidikan dalam acara perlombahan itu mengatakan,Saya sangat berapresiakan kepada Bapak atas perjuangan yang luas bisa,dan hasil yang anda dapat melalui perjuangan adalah :
1. Saat ini juga,saya berhak menjadikan Bapak sebagi kepada sekolah di sekolah itu.
2.Saya akan membangun rumah sekolah sama dan semirip dengan sekolah sekolah di kota.
3. Saya akan memberikan tenaga guru sebanyak banyaknya.
4. Peralatan siswa,buku alat tulis,seragam,sepatu menjadi jatah 6 bulan sekali.
5. Peralatan sekolah,semua bertangung jawab oleh pemda.
6. Dan dalam perlombahan ini anda berhak mendapatkan uang tunai sebesar Satu miliar.
Puji dan syukur semua itu Tuhan.Engkau tak buta bagi orang yang berusaha dengan sekuat tenaga tanpa panda buluh.Terimakasih juga atas bantuan semua kepada kami,khususnya Dusun pingiran Desa.
Setelah itu mereka pulang dengan hati yang besar,dekat sekolah mereka penuh dengan Masyarakat setempat,Mereka menjemput dengan tarian adat menuju sekolah sambil memikul 5 siswa dan Bapak guru.
Hadiah uang tunai satu miliar tersebut,sebagian meraka kasih masyarakat setempat,sebagian mereka simpan untuk sekolah,sebagian mereka bagi buat peserta lomba,sebagian mereka bagi buat murid-murid peserta sekolah,sebagian diambil oleh Bapak guru.
Tidak lama kemudia di sekolah itu Istri Bapak guru datang dengan wajah yang tangis,Aku minta maaf yang sebesar besarnya atas tindakan kasar terhadap engkau,Aku berjanji aku tak akan mengecewakan engkau lagi.Engkau memang laki laki,engkau tunjukan kelebihan buat banyak orang,aku sangat salut padamu.
Terimakasih sitriku,semoga lain kesempatan jika boleh kita memahami dan mengerti satu dengan yang lain,jangan membatasi atau memperkecil orang,biarkan apa yang di jalankan,jalankan saja sebab kita tidak tahu apa rencana bagi Dia.dan dengan doa ibu dan kerja keras kita sekolah dibangun sama seperti sekolah sekolah kota,dan saya diangkat menjadi kepada sekolah.Istri itu datang dan berpeluk sampat tak mengingat waktu.
Tidak lama ,sekolah dibangun tenaga guru banyak,muridpun banyak.mutu pendidikan tidak kala dengan sekolah sekolah kota.itulah impian besar Bapa terkabukan.
Bapa itu hidup kaya raya,tetapi dia renda diri,selalu memperhatikan masyarakat setempat.keluan keluan masyarakat selalu menyelesakan bersama,tidak terasa tadinya Dusun menjadi kota atas perhiasan lampu dan jalan serta rumah rumahnya masyarakat yang megah,atas jari paya anak tamatan sekolah itu.
Alumni sekolah itu,banyak yang terselesai kuliah sehingga mereka pulang mengabdi dan membangun Desa tempat mereka besar dan tumbuh.ada yang menjadi Kepala distrik,ada yang manjadi pegawai negri ada yang menjadi guru di sekolah itu,atas dasar ‘’Motivasi tinggi semangat tinggi.”
SEMOGA,cerpen singkat ini sangat bermanfaat buat penulis ataupun pembaca untuk menghadapi kehidupan ini,Salam Kabarmapegaa.
......Tes tes Menulis,Cerita kayalan di benak pikiran,....
(Jumat,29/04/2016 dikediaman Kepuh)
Penulis adalah Mahasiswa yang Kuliah di Jawa.
Posting Komentar