Peserta Fashion Shouw Budaya berfoto bersama dengan Tim Juri. (Foto: Alexander Gobai/KM) |
Jayapura, KABAR MAPEGAA.com - Satu-satunya Universitas Swasta milik Yayasan Bhineka Tunggal Ika (YBTI) telah memecahkan rekor pertama dalam menampilkan busana budaya.
8 Pasang Putra dan Putri dari mahasiswa/I USTJ telah meramikan panggung Aula USTJ. Mereka menampilkan busana pakaian adat dari masing-masing suku yang ada di Papua bahkan di luar Papua.
“Peserta fashion shouw berjumlah 10 pasang terdri dari 20 orang putra dan putri. Tapi yang mengikuti perlombaan hanya 8 pasang, 1 orang tunggal hanya sebagai partisipasi”kata Koordinator Fashion Shouw dan Fotografi, Jeni Kiwo, Kepada kabarmapegaa.com, Sabtu, (07/10/17).
Sesuai dengan thema dalam perlombaan ini ialah Budaya Papua, untuk itu dirinya berharap agar anak-anak Papua lebih mencintai dan bangga terhadap budayanya sendiri dan bangga menjadi anak Papua, bukan budaya daerah luar saja.
“Saya berharap mereka harus percaya diri dan bangga terhadap budaya mereka, sehingga kedepan, budaya terus dipertahankan,”Kata Jeni Yang juga sebagai anggota Mentri SDM dan Organisasi BEM PT. USTJ.
Selain itu, kata dia, penampilan budaya kali ini, dalam rangka memeriahkan Dies Natalis USTJ Ke-26, Tahun 2017, baru pertama kali dilakukan Fashion Shouw budaya di kampus USTJ.
“Saya bangga, karena perlombaan ini hanya bisa dilakukan di USTJ, dan USTJ telah memecahkan rekor pertama,”Ungkapnya.
Lanjutnya, “Saya berharap, Perguruan Tinggi lain yang ada di tanah Papua pun bisa melakukan kegiatan yang bersifat mencintai budaya seperti kegiatan Fashion Shouw berbudaya atau ajang kegiatan lainnya di dalam masing-masing kampus,”Tambahnya.
Sementara itu, Ketua I Dewan Adat Papua (DAP) baru terpilih, Jhon Wob, mengatakan busana budaya yang sudah dipakai oleh mahasiwa/I USTJ dalam kegiatan Fashion Shouw adalah hukumnya wajib untuk di pakia. Sebab, manusia pertama adalah manusia berbudaya.
“Jadi, saya merasa bangga dengan mahasiswa USTJ ini mereka telah menunujukan dan mencari jati diri mereka yang sebenarnya,”Uangkap Wob yang juga sebagai Tim Juri.
Kata dia, budaya adalah gambaran pertama tentang Taman Firdaus. Rasa bersalah yang manusia pertama kali dilakukan untuk menutupi aura pakai adat dari masing-masing suku.
“Saya sangat bangga bahwa anak-anak USTJ telah masuk di dalam taman Firdaus itu. Salah satunya ialah mencinta budayanya sendiri. Ini harus dikembangkan,”katanya.
Wob bersyukur bahwa anak-anak USTJ telah pecahkan rekor pada kegiatan kali ini, sementara Perguruan Tinggi lainnya di tanah Papua belum pernah melakuakan kegiatan seperti ini.
“Ini kerja yang luar biasa, Tuhan sedang pakai anak-anak USTJ yang menunjukan budaya dari masing-masing suku.
“Saya berharap, budaya terus dipertahankan,”Tutupnya.
Pewarta : Alexander Gobai
Posting Komentar