Grasberg surga emas.Ist |
Oleh : Willem Wandik, S.Sos
Kabar Mapegaa – Karunia Tuhan memang tidak terhingga, sepertihalnya kekayaan mineral Aurum (Emas) yang telah dihadirkan diatas Tanah Papua. Anugerah berupa kekayaan mineral emas yang begitu melimpah di Tanah Papua bukanlah hasil ciptaan Tuan Amerika dan teknologinya. Dalam tahapan renegosiasi kontrak yang secara intensif dikomunikasikan dengan Pemerintah Pusat, pihak Freeport sering menggunakan dalih bahwa mereka telah menginvestasikan banyak dana untuk menemukan cadangan emas terbesar di daerah Grasberg Tanah Papua. Seolah-olah deposit Aurum terbesar di kawasan yang mengitari lempeng Eurasia, lempeng Indian-Australia, dan lempeng Pasific tersebut, menjadi hak eksklusif korporasi Tuan Amerika, dimana negara Republik ini termasuk rakyat di atas tanahnya “manusia berambut keriting dan berkulit hitam” tidak berhak untuk memiliki cadangan emas tersebut (seolah-olah hak pengelolaan wajib dimiliki oleh Tuan Amerika).
Terbentuknya cadangan emas yang melimpah di daerah pegunungan tengah Tanah Papua (meliputi wilayah penambangan Grasberg) merupakan proses alam yang terbilang unik dan berbeda dengan pembentukan cadangan emas dikawasan lainnya yang terdapat disepanjang lempeng Eurasia, lempeng Indian-Australia, dan lempeng pasific yang terdapat di kawasan pasific barat. Disepanjang lempeng yang membentuk gugusan kepulauan di kawasan Asia Tenggara dan Kepulauan Pasific Barat telah menghadirkan karunia mineral yang sangat berharga dan menjadi incaran dunia sejak peradaban manusia mengenal logam mulia Aurum (emas) sebagai komoditas yang sangat berharga. Dalam catatan sejarah peradaban manusia moderen, perdagangan yang menggunakan emas sebagai mata uang utama yang masuk melalui jalur India dan China diyakini berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Kepulauan Pasific Barat yang kaya dengan deposit mineral termasuk Aurum (Emas).
Secara garis beras kawasan yang dilewati oleh patahan lempeng Eurasia yang berada di kawasan Asia Tenggara hingga Asia Timur (seperti kepulauan Jepang) dan daerah yang terbentuk dari lempeng Indian-Australia (termasuk tumbukan lempeng pasific) disekitar kawasan banda dan Tanah Papua, yang memiliki cadangan emas yang cukup signifikan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu wilayah yang memiliki cadangan emas lebih besar dari 5 Juta ons dan wilayah yang memiliki cadangan emas lebih besar dari 10 Juta Ons.
Kategori pertama wilayah yang memiliki cadangan emas lebih besar dari 5 Juta Ons terdapat di daerah Martabe Pulau Sumatera, kemudian terdapat di daerah Pongkor Pulau Jawa, lalu ditemukan pula di daerah Keliah Pulau Kalimantan, penemuan cadangan emas di kawasan Gosowong Pulau Halmahera, penemuan cadangan emas di Kepulauan Mindanao (cadangan emas Tampakan dan cadangan emas Boyongan) – Filipina, penemuan cadangan emas di Kepulauan Visayas (cadangan emas di daerah Atlas) – Filipina, dan terakhir penemuan cadangan emas yang terdapat di Kepulauan Kyushu (cadangan emas di daerah Hishikari) – Jepang.
Sedangkan kategori wilayah yang memiliki cadangan emas lebih besar dari 10 Juta Ons sebagian besar terdapat di kepulauan melanesia (Papuan Island) dengan cadangan terbesar terdapat di daerah Grasberg – Wabu (Tanah Papua), kemudian temuan cadangan lainnya di Pulau Papua yang tersebar secara sporadis di negara Papua Nugini dengan lokasi cadangan tidak seluas dan sebesar kawasan penambangan Grasberg (Tanah Papua) yang terdiri dari temuan cadangan emas di daerah Freida, cadangan emas di daerah Ok Tedi, cadangan emas di daerah Porgera, dan cadangan emas di daerah Wafi – Golpu. Selain cadangan emas yang tersebar cukup besar di Pulau Papua (Tanah Papua dan Papua Nugini), penemuan cadangan lainnya juga terdapat di sebelah timur Pulau Papua yang masih menjadi bagian dari wilayah administrasi Papua Nugini, yaitu terdiri dari penemuan cadangan emas di daerah Ladalom Pulau New Ireland dan cadangan emas di daerah Panguna Pulau Bougainville.
Selanjutnya, masih dalam kategori kawasan yang memiliki cadangan emas lebih besar dari 10 Juta Ons, namun tidak seluas kawasan yang terdapat di kepulauan melanesia (Papuan Island) yaitu terdiri dari cadangan emas yang ditemukan di daerah Tujuh Bukit – Pulau Jawa dan penemuan cadangan emas yang terdapat di kawasan Batu Hijau dan kawasan Elang – Pulau Sumbawa. Selain itu, terdapat pula cadangan emas dengan kategori lebih dari 10 Juta Ons yang ditemukan di Kepulauan Filipina yang terdapat di daerah Lepanto – Baguio Kepulauan Luzon, Filipina.
Bersumber dari data geologi yang dimiliki oleh sejumlah daerah yang memiliki cadangan Aurum (emas) diatas, Ditemukan perbedaan proses geologi yang membentuk deposit Aurum (emas) di Tanah Papua dan temuan cadangan lainnya yang tersebar di sejumlah Kepulauan Indonesia, Kepulauan Filipina, hingga mencapai daerah Asia Timur (Kepulauan Jepang). Perbedaan itu tampak dari proses pembentukan cadangan Aurum (emas) yang terdapat di Kepulauan Papua (termasuk Tanah Papua dan Papua Nugini) dengan proses subduksi yang terbilang lebih cepat (orogenesis) akibat tumbukan lempeng pasific dan lempeng australia. Sehingga proses neogene magmatisme yang turut mempengaruhi terbentuknya mineral Aurum (emas) di suatu area subduksi disepanjang pegunungan tengah Tanah Papua terjadi secara signifikan (terdapat proses pembentukan neogene magmatisme yang lebih besar di Tanah Papua).
Dengan terbentuknya proses neogene magmatisme yang terbilang lebih cepat dan lebih signifikan, maka proses terbentuknya bantalan mineral yang berproses secara geokimia berlangsung lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar. Inilah sebabnya pembentukan cadangan mineral Aurum lebih banyak ditemukan di Kepulauan Papua dibandingkan cadangan yang dimiliki oleh daerah lainnya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur/ termasuk kawasan Pasific Barat secara keseluruhan. Selain itu, meskipun karakteristik pembentukan deposit mineral di Tanah Papua memiliki persamaan dengan daerah Papua Nugini (karena masih dalam satu pulau yang sama), namun luas cadangan Aurum yang terdapat di Tanah Papua masih jauh lebih besar dibandingkan cadangan yang dimiliki di negara Papua Nugini.
Pengamatan yang ditemukan pada zona seismik di daerah New Guinea menunjukkan terjadinya subduksi selatan sepanjang 100 km. Konvergensi yang terjadi antara lempeng Pasifik dan Australia membentuk daratan Tanah Papua dalam proses yang bergerak cepat (orogenic) mengakibatkan deformasi lokal, penebalan kerak, dan terangkatnya area di sepanjang pegunungan tengah Tanah Papua (terbentuknya rangkaian pegunungan besar) yang dimulai pada era Plio-Pleistosen. Pergerakan Magmatisme mengakibatkan terbentuknya rangkaian bebatuan beku keras yang mengandung kristal (porfiri) dan terbentuknya deposit mineral pada area yang terangkat seperti yang terlihat pada proses terbentuknya cadangan mineral kaya Aurum (emas) di kawasan penambangan Grasberg.
Adapun terkait temuan sejumlah cadangan emas yang terdapat di beberapa kawasan, yang tersebar di sepanjang sabuk lempeng Eurasia dan lempeng pasific lainnya (diluar kepulauan Papua seperti Maluku, Filipina dan Jepang) menampilkan proses pembentukan neogene magmatisme yang berlangsung secara lambat (epirogenesis) sehingga pembentukan cadangan emas tidak sebesar yang ditemukan di Kepulauan Papua (terutama di Tanah Papua). Inilah satu-satunya alasan logis mengapa cadangan emas yang ditemukan di daerah Grasberg Tanah Papua merupakan cadangan emas terbesar dan menjadi komoditas yang terus diperebutkan oleh negara Adikuasa seperti Amerika Serikat.
Sehingga dengan mengamati data geologi yang dimiliki oleh Tanah Papua, terlihat sangat masuk akal jika dalam periode tahun 1997, PT. Freeport Indonesia (PT-FI) melakukan revisi terhadap posisi deposit mineral yang mereka miliki dengan melakukan penambahan terhadap cadangan terbukti (proven deposits) yang terekam dari cadangan Grasberg yang mencapai 204,8 Juta metrik ton bijih (ore) yang terdiri dari 5,0 miliar pound deposit tembaga, sebanyak 9,2 juta ons deposit emas dan sebanyak 22,3 juta ons deposit perak. Data yang dirilis oleh PT. Freeport Indonesia (PT-FI) pada tanggal 31 Desember 1997 menunjukkan total agregat cadangan terbukti (proven deposit) ditambah cadangan tambahan (probable) dan total produksi bersih sampai Tahun 1997, mencapai 2,17 Miliar ton metrik bijih (ore) yang terdiri dari rata-rata sebesar 1,20 persen tembaga, sebesar 1,20 gram emas per metrik ton, dan sebesar 3,95 gram perak per metrik ton, yang mewakili 47,1 Miliar pound tembaga, 62,7 Juta ons emas, dan 138,4 Juta ons perak.
Data agregat cadangan yang dimiliki oleh PT. Freeport Indonesia (PT-FI) meningkat sangat signifikan selama periode Tahun 1993 sampai 1997, terutama sejak pengoperasian wilayah penambangan Grasberg di Tanah Papua. Hal ini pun semakin memperkuat posisi cadangan emas yang dimiliki Tanah Papua sebagai cadangan terbesar dengan komposisi cadangan mineral kaya emas yang hampir tidak terbatas (koreksi agregat deposit masih terus berproses hingga hari ini seiring dengan dibangunnya perluasan tambang bawah tanah Grasberg). Deskripsi total agregat cadangan di Tahun 1993 (termasuk proven deposit, probable deposit, dan total produksi pada tahun itu) mencapai 1,1 Miliar metrik ton bijih (ore) yang terdiri dari rata-rata sebesar 1,31 persen tembaga, sebesar 1,47 gram emas per metrik ton, dan sebesar 4,04 gram perak per metrik ton, yang mewakili 26,8 Miliar pound tembaga, 39,1 Juta ons emas, dan 76,7 Juta ons perak. Adapun data agregat cadangan PT. Freeport Indonesia (PT-FI) di Tahun 1994 (termasuk proven deposit, probable deposit, dan total produksi pada tahun itu) mencapai 1,1 Miliar metrik ton bijih (ore) yang terdiri dari rata-rata sebesar 1,30 persen tembaga, sebesar 1,42 gram emas per metrik ton, dan sebesar 4,06 gram perak per metrik ton, yang mewakili 28 Miliar pound tembaga, 39,6 Juta ons emas, dan 80,8 Juta ons perak.
Sedangkan data agregat cadangan pada Tahun 1995 (termasuk proven deposit, probable deposit, dan total produksi pada tahun itu) mencapai 1,9 Miliar metrik ton bijih (ore) yang terdiri dari rata-rata sebesar 1,17 persen tembaga, sebesar 1,2 gram emas per metrik ton, dan sebesar 3,8 gram perak per metrik ton, yang mewakili 40,3 Miliar pound tembaga, 52,1 Juta ons emas, dan 111,1 Juta ons perak. Data agregat cadangan pada Tahun 1996 (termasuk proven deposit, probable deposit, dan total produksi pada tahun itu) mencapai 2 Miliar metrik ton bijih (ore) yang terdiri dari rata-rata sebesar 1,19 persen tembaga, sebesar 1,2 gram emas per metrik ton, dan sebesar 3,8 gram perak per metrik ton, yang mewakili 43,2 Miliar pound tembaga, 55,3 Juta ons emas, dan 118,7 Juta ons perak.
Merujuk pada keunikan data geologi yang dimiliki oleh Tanah Papua dengan endapan Aurum (emas) yang tersembunyi dibalik hamparan pegunungan yang berdiri kokoh di kawasan pegunungan tengah Tanah Papua, tampak begitu jelas anugerah Tuhan sang maha pencipta yang telah menghadirkan “surga emas” bagi manusia berambut keriting dan berkulit hitam di atas Tanah Papua. Namun kehadiran surga emas tersebut sampai hari ini masih menimbulkan duka bagi rakyat diatas tanahnya dan menarik banyak kepentingan orang-orang yang serakah yang tidak memiliki hati untuk menciptakan pertumpahan darah (membunuh rakyat diatas tanahnya), pemiskinan sistematis (merampas sumber daya alamnya), menciptakan ketergantungan (tidak memberikan otonomi yang seharusnya), dan mengontrol secara terus menerus setiap kepentingan yang ada diatas Tanah Papua.
Penulis adalah Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Demokrat (Demokrat) mewakili Dapil Papua, dan perna menjabat sebagai Bupati Puncak Papua (2013-2014)
Post By : Manfred Kudiai
Sumber : Senator Dari Papua
Posting Komentar