Selamat datang Dan selamat Membaca di Blog Kobepaibo..!!

Budaya Mee Sama Dengan 10 Perintah Allah



Foto Doc Pribadi (Yustus Muyapa),KM


Oleh  : Yustus Muyapa

Opini,(KM)--Perkenalkan saya anak Papua,lahir hidup di pedalaman,saya salah satu dari suku Mee dari kabupaten Paniai.disini saya akan sedikit membagikan beberapa pengetahuan mengenai hidup budaya suku Mee sejak tete nenek moyang dan pentingnya peningkatan 10 perintah dari leluhurnya.

Suku papua diantara 250 suku,penulis adalah salah satu suku dari itu yang sebut suku Mee dari Paniai.Budaya suka Mee tidak jauh dari 10 perintah Allah. 
Tempat hidup suku Mee di lembah bahkan di gunung.kerja hariannya meramu dan bertani,mempunyai batas wilayah geogerafis. Perbatasan diantar satu suka dengan suku lain di tandai dengan adanya pepohonan,ataupun bahasa dan budaya penduduk yang berbeda.suku Mee sebagai orang papua yang hidup di pengunungan tengah pulau Papua. 

Hidup Tete Nene Moyang sama dengan Nabi Musa,sehingga budaya suku Mee sama dengan apa yang Nabi Musa mendapatkan dua Loh Batu yang tertulis 10 perintah Allah.

Atas ketindasan dan kekerasaan yang terjadi Allah menguturs Musa sebagai Nabi untuk membebaskan umat yang tertindas.sebelumnya untuk menguatkan diri dan mendewasan iman,Allah mengajak Musa ke gunung Sinai.disana  ia mendapatkan 10 perintah  hukum yang tertulis dalam batu Loh diantaranya:

a) Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala Sesuatu
b)   Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
c)   Kuduskanlah hari Tuhan
d)   Hormatilah ibu-bapamu
e)   Jangan membunuh
f)    Jangan berzinah
g)   Jangan mencuri
h)   Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu
i)     Jangan mengingini istri sesamamu
j)    Jangan mengingini milik sesamu secara tidak adil.

Apa yang dialami dalam diri Nabi Musa sama juga dialami oleh tete nene moyang orang Paniai.mereka menuruti dan hidup diatas 10 perintah itu.

10 perintah ini menjadi  kekuatan dan budaya mereka.hidup mereka tidak terlepas dari 10 perintah itu. merekapun terasa aman dan bahagia.hidup mereka was-was atas nilai penghukuman yang di tetapkan.jika melanggar akan mendapatkan hukuman.

Zaman tete nenek moyang 10 perintah hukum ini masih ada.hidup mereka menuruti perintah perintah itu.budaya dan jiwa mereka satu.mereka selalu bekerja sama saat ada masalah.diri mereka jiwa bangun,jiwa semangat,jiwa pemersatu,jiwa kekompakan dalam hidup bersama.

Jika ada yang melanggar larangan atau budaya mereka yang sudah di tetapkan,maka harus di hukum.hukuman sesuai perbuatannya.dulu mereka satu  dalam segala hal dan berjuang juga dalam segala hal pula.

Dunia semakin tua,semakin pesat dari berkembang IPTEK. Tahun silih berganti,manusiapun regenerasi dari zaman ke zaman.hal lama di tinggal dan hal baru di pelajari. Pertumbuhan dan perkembangan dunia semakin menglobal sehingga masuk dan menyerumus ke pelosok pelosok Desa bahkan di Kampung-kampung. 

Nilai budaya dan dari tete nene moyang semakin hari semakin menghilang.apalagi pesatnya zaman perkembangan dunia,mengantarkan mereka semua pada kehidupan dunia yang namanya keruntuhan dan terpecah belah menjadi berbagai pulau suku bahasa dan budaya. 

Manusia di sisikan di berbagai tempat sesuai bahasa dan budaya mereka sendiri.pola dan gaya  hidup mereka, dan tempat hidup mereka.

Tuhan menciptakan suku Mee supaya hidup dan mati di tempat kelahirannya itu sendiri.suku Mee itu bangsa yang besar,jiwanya memiliki harga diri yang tinggi,mereka memiliki adat istiadat.budaya tersendiri,bahasapun tersendiri pula.hidup mereka tidak terlepas dari 10 perintah dan itulah sebagai dasar hidup manusia.

Sebelum Misionar masuk ke Papua orang pengunungan tengah Khususnya suku Mee mereka sudah tahu dan hidup mereka diatas hukum 10 perintah,dan saya pikir misionaris masuk di papua itu merusak cultur Papua.

kehidupan sekarang karena pengaruh budaya luar yang tinggi,dan semua kebudaya dari 10 perintah menjadi terhilang maka lupa akan budayanya sendiri bagi penerus.

Orang papua khususnya suku Mee sering disebut Mee yokaa,(anak manusia) dan daerah mereka menempati di sebut Meuwodide.itulah nama umum yang di pakai orang paniai.karena perkembangan global  suku yang satu berpisah menjadi 4 kabupaten yakni Kabupaten Paniai, Nabire, Deiyai, dan Dogiyai. Mereka mengunakan satu bahasa yakni bahasa Mee Paniai,tetapi diantara satu kabupaten dengan kabupaten beda logat atau dialeknya.
Realitas kehidupan ini sudah ada dan terlukis di hati setiap manusia.baik itu pria dan wanita Mama bapa, Tete nenek.tetapi dipunah karena perkembangan global ini.hal itu menjadi membisu ditangan kedamaian dan kebahagiaan yang di alami.

Manusia sebagai orang yang keluar dari satu kandungan yang sama yaitu satu adat- istiadat, satu budaya, satu bahasa sebagai komunitas suku yang dahulu hidup kehormonisan dalam satu honai tungku yaitu khususnya orang Mee dan pada umumnya  suku papua. 

Kepercayaan daerah perlu di pikir meluas,secera kreatif dan regional.dan di butuhkan perlu menciptakan kehidupan yang harmoni dalam kehidupan bersama khususnya kehidupan berkeluarga.

Kita sebagai penerus,perlu sekali mengalih kedalam budaya dan warisan tete nene moyang kepada kita mengenai 10 hukum itu. (KM).

Editor : Ansel Gobai

Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Jayapur Papua
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : bloggerpapua.idm | Anakcenderawasih | Bloggerpapua.id
Copyright © 2015. KOBEPAIBO - All Rights Reserved
Admin by Enagokobepa
Proudly powered by kobepa