Sekjen PRD Mnukwar,Rafael N.lagi berlangsung orasi politik (Fhoto : Petrus Yatipai/KM) |
Manokwari,(KM) --- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), melalui bidang Kementerian Seni dan Budaya Universitas Papua (UNIPA) Manokwari, bersama Forum Pecinta Budaya (FPB) Unipa, telah menggelar Panggung Budaya peringati dua peristiwa besar bagi Bangsa Papua yakni,hari jadinya Group Lengendaris Mambesak,15 Agustus 1978, dan hari perjanjian New York Agreement, 15 Agustus 1962 . Senin,(15/08) siang, didepan Fakultas Ekonomi Unipa.
Dalam orasi politiknya, dari perwakilan BEM Unipan, dibidang seni dan budaya , yang tidak ingin menyebut namaya, menyatakan Presiden Republik Indonesia pertama, Ir.Soekarno pernah mengatakan, “Jasmerah”, maka kata dia, generasi mudah papua jaga identitas kita sebagai manusia Papua yang sebenarnya.
“Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir.Soekarno, pernah mengatakan, “jangan pernah sekali-sekali melupahkan sejarah atau Jasmerah itu”
Jadi, kata dia, ketika kita melupahkan sejarah orang papua, maka akan punahnya identitas manusia papua tersebut.
Sehingga dirinya mengajak kepada Mahasiswa/I Papua, bahkan seluruh komponen-komponen yang ada, untuk ikut ambil bagian dalam mengungkapkan sejarah kebenaran dibalik kematian dan penjajahan Negara Republik Indonesia diatas Tanah Papua.
Dirinya pun menilai atas kedua peristiwa yang terjadi itu hanya untuk mempolitisasi sejarah perjuangan orang papua,katanya.
Dalam kesempatan yang sama juga, Ketua Forum Pecinta Budaya Papua (FPB) Unipa, Wonder Wilson, mengatakan pada tanggal 15 Agustus ini telah terjadi dua perisiwa besar, awal penjajahan terhadap Orang Papua disaat itu diatas negeri ini.
“Pada tanggal 15 Agustus adalah hari jadinya, Group Lengaris Papua yaitu Mambesak. Dan pada tanggal yang sama juga merupahkan patok atau memperingati menjadi suatu peristiwa besar, dan merupahkan awal penindasan, penganiyayaan, intimidasi, dan lain sebagainya diatas negeri ini”.
Dia mengangkat sebuah teori yang kemukan Ernes, adalah demikian ”awalnya munculnya kontruksi kebangsaan berawal ketika perasaan itu sama”
Berdasarkan teori diatas, dirinya menanyakan, hari ini, orang yang bukan orang Papua, atau bukan orang Melanesia, memasakan saya, yang punya rasa beda menjadi rasa yang sama, tidak mungkin! Karena dibalik itu akan terjadi pelanggaran HAM, penindasan, dan lain sebagainya.hal itu tidak bisa? Tanya,Wilson dengan suara keras.
Dikata lagi, Tidak bisa paksaan manusia yang berbeda menjadi rasa yang sama,ujar, Wilson sekaligus mengakiri wawancaranya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa (Presma) Unipa, Mansor Ap, ketika wartawan menanyakan tentang, New York Agreement, 15 Agustus 1962, kata dia, pada saat itu, tidak semua orang papua, ikut terlibat dalam perjanjian yang dibuatnya.
“Tiga unsur saja yang ikut terlibat yaitu Indonesia, Belanda, dan Amerika. Jadinya orang pada secara umumnya tidak terlibat, seperti begitu. Hanya ada beberapa orang Papua yang sempat ikut disana”.
Jadi, kata dia, kami lihat bahwa itu perjanjian cacat hukum. Karena mengatakan, perjanjian itu dbuat untuk kepentingan Irian Jaya barat, saat itu.
Maka, kata presma itu, kami secara khusus Mahasiswa Unipa, menolak perjanjian itu melaui panggung Budaya turut memperingati hari jadinya Group Legendaris Papua yaitu Membesak.
Dirinya pun meminta ketiga unsur Negara bersama PBB, segera melihat kembali dan tuntaskan perjanjian tersebut sesuai keinginan orang Papua,pintanya.
Panggung Budaya peringati hari jadinya Group Mambesak 1978, sekaligus hari cacat hukum, bagi Manusia Papua New York Agreement 1962, telah berlangsung baik.
Pewarta : Petrus Yatipai
Posting Komentar