Kelompok Intelektual Asal Kamu Timur (Kamtir) Kabupaten Dogiyai, Papua Sedang Berdiskusi. (Foto: Dok) |
Dogiyai, (KM) –Kelompok intelektual asal distrik Kamuu Timur, Kabupaten Dogiyai, Papua merasa kecewa dengan pernyataan Kepala Distrik (Kepdis) dan Jajarannnya yang akan mengundang Para Insan Pers saat meliput kegiatan pada Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) Ke-71 pada Rabu, (17/08/16) besok.
Salah satu Intelektual Asal Kamuu Timur Marten Agapa, menyatakan,mengapa kegiatan HUT RI diluput, sedangkan kegiatan gereja, kegiatan masyarakat setempat dan program kerja yang sudah dicanangkan oleh distrik timur tidak mengundang Insan Pers untuk mengeskpos di media masa secara transparasnci.
“Semestinya Kepala Distrik harus ketahui program yang harus diperioritas dan tidak,” kata Agapa kepada kabarmapegaa.com, Selasa, (16/08/16) saat diadakan Diskusi bersama kelompok Intelektual di Distrik Kamu Timur.
Kata dia, HUT RI ke-71, bagi Kepdis dan jajarannya dengan senang hati melakukan serangkaian kegiatan dengan lancar. Lalu, rencana mengundang wartawan untuk mengekspos berita keluar pun sangat cepat. Angin bagus apa yang memotivasi diri mereka, sehingga dapat tonjolkan program buruh-buruh itu.
“Kami Tim intelektual asal distrik Kamuu Timur menanyakan program kerja Distrik Kamuu Timur apa saja sebab sejauh ini programnya tidak Nampak,”katanya.
Lanjutnya, soal program kerja itu masih sangat jauh, hanya halaman distrik saja rumput tinggi dan juga binatang babi piaraan masyarakat sering lalung-lalang di halaman kantor distrik.
“Hal itu, apakah hal itu mau dibersihkan saat-saat kegiatan HUT RI berlangsung ataukah memang sudah terjadwalkan. Hal demikian, kata dia, kami mengatakan motivasi kegiatan tersebut tidak singkrong dengan kehidupan masyarakat setempat,”tanyanya.
Ia berpesan dalam diskusi itu, kalau anak pribumi tidak bangun daerahnya, rakyatnya dan rumah sendiri dengan segenap hati, terjadi perang Kekeluargaan.
“Biar distrik kamuu timur bisa melakukan yang terbaik dan bisa mensejatrakan masyarakatnya,”harapnya.
Pewarta : Petrus Douw
Editor : Alexander Gobai
Posting Komentar