Selamat datang Dan selamat Membaca di Blog Kobepaibo..!!

Ini Komentar Aktivis AMP Terkait Tujuh Negara Singgung HAM Papua di PBB

Isu Papua diangkat oleh tujuh negara setalah bertambahnya negara Republik Palau.(sumber :tablid wani.com)
Malang, (KM)-- Dalam sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),  isu Papua diangkat oleh tujuh negara setalah bertambahnya negara Republik Palau. Sebelumnya Isu Papua diangkat oleh  enam negara dari Pasifik yang tergabung dalam Koalisi Pasifik untuk West Papua (PCWP) diantaranya: Kepulauan Solomon, Republik Vanuatu, Republik Kepulauan Marshall, Republik Nauru, Tuvalu dan Kerajaan Tonga.
 
Terkait ini, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) angkat bicara, katanya, senjata bagi kaum tertindas itu ada pada rakyat tertindas. Salah satuh kekuatan yang bisa menumbangkan imperialisme, kapitalisme atas monopoli korporasi-korporasi multy nasional itu dengan kekuatan rakyat tertindas. 

Bernardo Boma Alias Bung Ghelez  yang di posting di akun Facebook  pada, Sabtu,  (08/10/2016), Pukul 18:52 WIB dalam potingannya menulisakan, dukungan dukungan dari masyarakat internasional, lebih khususnya negara-negara kawasan regional fasifik, itu bukan kekuatan bagi rakyat tertindas. 

“Dukungan ini adalah  bagian dari diplomasi yang di bangun oleh para diplomatik untuk memperkuat dukungan berdasarkan pada situasi objektif. Dukungan ini hanya mengekspresikan  rasa kepedulian terhadap kemanusia di dunia dan lebih khusus-nya  di tanah Papua,” tulis Boma yagng sering disapa Bung Ghelez ini.

Sementara itu, di  akun facebook. Jhemzz alias Fransiskus Nawipa (ketua AMP Komite Kota Jakarta) dalam status Fb, yang  di postingan pada, Sabtu (08/10/2016) pukul 18.08 WIB, menambahkan  bahwa dukungan itu untuk  mendonrong HAM bangsa  Papua barat sebagai ilusi yang  bisa  memperkuat nilai dan Hak demokrasi di  Papua Barat.

Dalam update statusnya, Jhemzz juga mengemukakan beberapa pertanyaan: Apakah pembebasan bangsa Papua Barat  di telusuri dan  dapat di selesaikan lewat prespertif  Hukum  internasional yang  menciptakan pembebasan nasional secara menyeluruh?; Jika imperialisme kapitalisme itu dari negara-negara Eropa. 

"Mengapa membangun diplomasi di Neraga Negara Eropa?; Sementara negara negara sosialisme yang anti terhadap kediktatoran  imperialisme kapitalisme masih belum menghirup udara segar  dari papua dalam konteks hak demokrasi," tulis Jhemzz.

Kemudian menanggapi  komentar  frans Nawipa  Bung Bleghes alias Bernardo Boma menjelaskan  di akun facebook mengatahakan bahwa itu sebagai  dinamika yang kita harus ikuti, dukungan intenasional itu  datang karena hasil kerja keras para diplomat papua. Dunia internasional di  pasifik mereka  sangat peduli karena pelanggaran HAM terus meningkat di Papua yang juga bagian dari hak demokratik rakyat Papua yang harus dipedulikan oleh siapapun dia!

 “Termasuk kesalahan sejarah yang diklaim itu  sudah dianggap  final oleh PBB, Amerika Serikat, Belanda dan Indonesia hanya demi kepetingan ekonomi Amerika serta PBB dan Kepentingan Politik bagi indonesia yang terus mengekploitasi manusia dan sumber daya alam Papua (SDA),” tulisnya

Melihat dari  kenyataan itu posisi Belanda dan negara negara  eropa lainnya menjadi terancam dalam mendorong isu Papua dan terus menyembunyikan kenyataan persoalan HAM, Sosial dan Budaya di Papua dan lebih membangun isu isu  politik menjadikan para diplomat papua menjadi alat propaganda bagi indonesia yang tidak memajukan isu Papua di dunia Internasional hanya hagemoni belakang bagi negara-negara  Eropa dan Indonesia.

Sementara negara-negara pasifik mereka mendukung karena pelanggaran HAM banyak di Papua yang kolonial tidak pernah diselesaikan dan atas nama kultur budaya dan ras  yang sama mereka terus mendukung isu Ham dan Penentuan nasib sendiri bagi bangsa West  Papua.

“Kekonsisten Negara negara Fasifik sangat solid  dalam  mengadvokasi isu HAM dan hak penentuan nasib sendiri diberbagai ruang tanpa melihat resiko dan lain lain  atas nama Ideologi Papua Merdeka,” katanya. 

Menurutnya, diplomat kita tidak pernah berdiplomasi di negara-negara  pahamnya sosialisme, disisi itu benar tetapi pentingnya kita mendidik sesama kita rakyat untuk membangun sebuah paham yang anti terhadap kapitalisme, imperialisme dan feodalisme serta militerisme yang harus dilawan dan hancurkan dari muka bumi Papua walaupun kita terlambat membangun diplomasi di negara negara  sosialis. 

Yang menganut paham itu adalah kita rakyat bukan para diplomat penting-nya kita terus menjadi penggerak dalam gerakan rakyat yang terus kita dorong bersama  sambil membagun komunikasi pada bangsa-bangsa  paham sosialisme baik melalui kita untuk bersama sama  menwujudkan dunia yang sosialisme  dan demokratis.

"Andalkan rakyat dengan persoalan yang ada pada dirinya dan pastikan rakyat pada posisi untuk tidak menghamba tetapi terus bekerja sama  dan berjuang untuk merebut hak demokrasi  dan kesejateraannya sebagi manusia yang beradab tanpa ada penghisapan dan penindasan diatas tanahnnya sendiri," tutupnya.

Pewarta: Musa Pekei
Editor : Manfred 


(http://kabar-mapega.com)
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : bloggerpapua.idm | Anakcenderawasih | Bloggerpapua.id
Copyright © 2015. KOBEPAIBO - All Rights Reserved
Admin by Enagokobepa
Proudly powered by kobepa