Saat Aksi massa AMP melakukan pergantian Orasi di bundaran HI Jakarta Pusat./foto : kudiai M |
Jakarta,(KM)--Massa aksi dari Aliasi Mahasiswa Papua (AMP) Se-Jawa dan Bali, menggelar aksi turun jalan pada pukul 9.00 WIB aksi ini dipersiapkan pada pukul 07.30 WIB , baru turun jalan pada puklul 10.00 WIB, Ratusan Mahasiswa /I yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) terlibat dalam aksi ini. Aksi dilakukan dalam rangka peringati 1 desember 1961, dimana pada tanggal tersebut merupakan hari bersejarah bagi rakyat Papua sebagi hari kemerdekaan bangsa West Papua, sehingga pada tanggal 1 Desember 2015 dipeingati oleh Aliannsi Mahasiswa Papua(AMP) di bundaran HI Jakarta Pusat. Selasa (01/12/2015)
Dalam aksi ini AMP Yogyakarta dan AMP Jakarta yang menggunakan mini buss bersamaan menuju tempat titik kumpul HI Jakarta Pusat, Pertengaan perjalan mereka dihadang oleh Polisi Metropolitan di depan Jl. Otista Raya No.28 ,Jakarta Timur. Komandan Polisi yang tak mau sebutkan namanya ketika ditanya media ini mengatakan “ boleh saja Kalian lakukan aksi secara damai, tetapi semua atribut yang bergambar Bintang Kejora dilepas” tegasnya
Saat Massa Aksi dihadang/foto : Kudiai M |
Ditempat tersebut, Polisi sempat melakukan pemeriksaan terhadap AMP, pemeriksaan tersebut berhasil mengambil dua bua baju yang bergambar Bintang Kejora dan AMP terbukti tidak membawa alat tajam
Hal yang sama di alami oleh AMP kota study Solo, semarang, salatiga, Bogor, Surabaya ,cilacap dalam perjalanan menuju bundaran HI Jakarta pusat mereka juga di hadang oleh polisi dan brimob Metropolitan Jaya Jakarta Pusat.
Jubir, Abi Douw Kepada Media ini, mengatakan, “Kami sebelum tiba titik kumpul bundaran HI ; sebelum mengadakan aksi kami sudah di hadang” tegasnya
Kami yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Se- Jawa dan Bali, kata Abi, kami disini turun aksi secara damai dan murni agar persoalan papua diselesaikan secara baik, dan berikan kebesan agar masyarakat papua menetukan nasib sendiri adalah solusi demokratis bagi rakyat papua.
Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Papua, Jefri Wenda, kenapa teman-teman kami ditahan hanya kerena menggenakan pakaian bergambar B.K. Padahal tujuan kami mengadakan aksi sudah jelas, kami turun aksi untuk menuntut agar berikan kebebasan bagi rakyat papua.
Semua cara yang dilakukan oleh NKRI, ujar Jefry, tidak membuat perubahan sama sekali terhadap masyarakat Papua. Otsus, UP4B dan Freeport semuanya hanyalah kepentingan politik yang di permainkan oleh Negara ini. Masyarakat Papua tidak merasakan itu, dalam keadaan seperti itu kami tetap dibungkan, tidak ada ruang untuk berekpresi, bersuara tidak memberikan kebebasan bagi rakyat papua, sehingga kami turun aksi berikan kebebasan bagi rakyat papua untuk menentukan nasib sendiri diatas tanah mereka. Tegasnya.
Pantauan kabar mapega, dalam aksi yang berlansung, Polisi membuang gas Air mata ke arah massa aksi. Dalam kejadian itu polisi berhasil tangkap aliansi Mahasiswa Papua yang berasal dari kota study, Surabaya, Solo, cilacap, bogor dan sekitarnya, kira-kira jumlah massa 142 orang ditangkap dan di bawa ke Polsek Metropolitan Jaya Jakarta.
Sementara itu, massa aksi yang tersisa dari kota study Yogyakarta, bandung dan Jakarta, mendapatkan tekanan dari Polisi dan Brimob. Komsas Dedi meberi izin aksi hingga pukul 12.00. WIB. AMP terus orasi hingga pukul 12.00 WIB. Dedi kembali menberikan aba-aba peringatan kepada massa aksi agar aksinya tidak berlanut. Hal itu tidak terima oleh AMP sehingga terjadi bentrok, dan massa aksi di kerumun oleh Brimob Metro Politan. Massa aksi serakan diri dan dibawa ke polsek Metropolitan.
“Kami serakan diri kerena teman-teman kami sekitar 120 orang ditangkap” ujar Abi
LBH Jakarta terus bernegosiasi dengan Polisi agar berikan mereka kebebasan untuk berekspresi, dan dalam aksi ini.LBH Jakarta meminta agar Polisi membebaskan pendemo Papuayang diamankan . Apa yang dilakukan pendemo dari Papua adalah kebebasan berekspresi.
“Aksi unjuk rasa hari ini diadakan dalam rangka merayakan ekspresi identitas orang Papua yang dirayakan setiap tahun, tepatnya setiap tanggal 1 Desember. Massa aksi tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua se-Jawa dan Bali. Aksi ini solidaritas berujung ricuh ketika polisi membubarkan massa aksi secara pakasa tanpa sebab yang jelas,” ujar Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa.
Setelah massa aksi dibawa ke Polsek Metropolitan Jaya, AMP mengambil tempat lapangan terbuka depan kontor Polsek ; mereka tunut agar teman-temanya yang ditangkap terlebih dulu itu, dibebaskan, AMP yang ditahan sebnayk 142 Orang.
Petugas Polisi Metropolitan mengumungkan agar massa aksi tidak boleh membuat keributan di halaman Polsek. “bolah saja anda menari ttetapi tidak bleh keluarkan kata Papua Merdeka” Pintanya
Hal itu diterima baik oleh AMP namun dengan satu permintahan bahwa, mereka boleh pulang setelah teman-temannya yang ditahanan dikeluarkan.
Dari pukul 12.30 s/d 16.30 AMP menungguh permintaannya dikabulkan. Menurut mereka datang sama-sama dan pulang juga harus sama-sama.
120 mahasiswa/I yang ditahan baru dibebaskan pukul pukul 15.00, sementara 22 lainnya mendapatkan sanksi pidana, sehingga mereka masih eksekusi. AMP tidak terima dengan hasil keputusan tersebut,, mereka kembali melakukan iyel-iye serta orasi singkat sehingga membuat situasi tegan.
Kapolsek menghimbau agar aksi massa pulang meninggalkan tempat, dan urususan teman-temannya yang masih ditahan akan kami selesaikan dengan utusan dari Aksi massa. Aksi massa bersi keras untuk menunggu teman-temannya.
Sela-sela itu, salah satu aksi masa mengajak agar tidak membuat gerakan tambahan, kami menunggu sampai mereka dikeluarkan, “kami siap mati mati hari ini” tegasnya
Situasi tempat mulai tenang, massa aksi menunggu teman-temanya dengan tenan, dalam suasan teman, mereka dikagetkan dengan kehadiran asisten Presiden, Lenis Kogoya menyampaikan inspirasinya, AMP dengan tegas menolak kehadirannya ; tidak memberikan kesempatan apapun kepada Lenis. Sehingga kogoya gagal menyampaikan inspirasinya.
Dalam aksi kali ini kepala KOMNAS HAM Natalis Pigai mengambil bagian untuk menyelesaikan persoalan ; hadir di depan massa aksi.
“Tuntutan kalian apa…? Tanya Pigai, S.H
“keluarkan teman-teman yang ditahan. Jawab serentak oleh Massa Aksi
Dalam hal ini, Okto minta maaf karena tidak hadir lebih awal, karena ada satu hal dengan yang lain, sehingga Okto dapat hadir pukul 17.00 WIB. “Teman-teman yang ditahan akan berurusan dengan KOMNAS HAM” ujar Okto
Massa aksi meninggalkan tempat pukul 18.30 WIB.(Manfred Kudiai/KM)
Baca juga :Tuntutan ; Press-realese-peringati-1-desember-1961
Baca juga :Tuntutan ; Press-realese-peringati-1-desember-1961
Posting Komentar