Ilustrasi.Ist |
Yogyakarta, (KM)--Kehidupan guru di pedalaman sangat sulit. Pemerintah Daerah tidak menangani secara serius soal nasib guru ,gaji dan fasilitas sangat minim, bahkan tidak mencukupi untuk hidup di pedalaman yang semuanya serba mahal. Lagi, di laporkan bahwa Guru di pedalaman Papua belum terima tunjangan. Guru-guru yang bertugas di salah satu SD di pedalaman Papua, yakni SD YPK Demoi, Kec Yakari, Kab Sentani ,Papua. Sudah tiga tahun terakhir terhitung tahun 2012 s/d 2015 belum menerima tunjangan perbatasan dan kesejahteraan. Senin, (28/12/15)
Kepala Sekolah SD YPK Demoi, Kec Yakari di Pedalaman Papua, Bpk Lukas Wakum , kepada media ini saat dihubunginya mengatakan “tunjangan tersebut seharusnya diberikan setahun sekali. Namun hingga tahun ini, di Sekolahnya belum menerima. Pada tahun 2012 baru sekali kami terima, semenjak SD ini didirikan namanya tunjangan kami tidak pernah menerima.”
“Saya sudah melaporkan hal ini kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab Sentani , dan kata mereka, baik kita akan usahakan untuk mepercepat tunjangannya akan tetapi sampai saat ini belum ada rekasi”
Kabupaten Sentani tidak serius menangani bantuan dana pendidikan khusunya untuk nasib Guru di pedalaman ,karena selama ini kelihatan stagnan dan tidak ada peningkatan dan indikasi perhatian yang serius Dinas P dan P terhadap nasib guru di pedalaman.
Lanjut, Lukas, “Setelah saya cek daftar nama-nama sekolah yang dapat tunjangan guru, SD YPK Demoi juga ada, koh, kenapa kami belum dapat samapi saat ini. Saya berusaha pulang –pergi dari Demoi ke kota untuk berusaha aka nada repon dari Dinas P & P, tetapi sama saja tidak ada repon. Kalau begitu bagimana dengan kami, padahal ini kami kami, para guru”
Bpk, Lukas Pulang-Pergi dari Kampung Demoi, menuju Kec.Yakari mengunakan Perahu, kira-kira 45-60 menit, setelah itu dari Yakari menuju kota menggunakan angkutan desa dengan waktu sekitar 45 menit perjalan. Beliau sudah mengunjungi kantor Dinas P & P lima kali lebih tetapi usahanya sia-sia karena belum ada tanggapan dari dinas terkait.
Kalau tunjangan belum dibayar sampai bulan desember akhir (tahun ini), Bulan januri 2016, SD YPK Demoi akan kami tutup. Dan siswa akan kami liburkan, sampai pemerintah mencairkan tunjangan.. Kami sudah bertahan untuk mengajar anak-anak kami yang jauh dari kota, tetapi kami dilupahkan dari pemerintah.Tutupnya. (Manfred Kudiai/KM)
Kepala Sekolah SD YPK Demoi, Kec Yakari di Pedalaman Papua, Bpk Lukas Wakum , kepada media ini saat dihubunginya mengatakan “tunjangan tersebut seharusnya diberikan setahun sekali. Namun hingga tahun ini, di Sekolahnya belum menerima. Pada tahun 2012 baru sekali kami terima, semenjak SD ini didirikan namanya tunjangan kami tidak pernah menerima.”
“Saya sudah melaporkan hal ini kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kab Sentani , dan kata mereka, baik kita akan usahakan untuk mepercepat tunjangannya akan tetapi sampai saat ini belum ada rekasi”
Kabupaten Sentani tidak serius menangani bantuan dana pendidikan khusunya untuk nasib Guru di pedalaman ,karena selama ini kelihatan stagnan dan tidak ada peningkatan dan indikasi perhatian yang serius Dinas P dan P terhadap nasib guru di pedalaman.
Lanjut, Lukas, “Setelah saya cek daftar nama-nama sekolah yang dapat tunjangan guru, SD YPK Demoi juga ada, koh, kenapa kami belum dapat samapi saat ini. Saya berusaha pulang –pergi dari Demoi ke kota untuk berusaha aka nada repon dari Dinas P & P, tetapi sama saja tidak ada repon. Kalau begitu bagimana dengan kami, padahal ini kami kami, para guru”
Bpk, Lukas Pulang-Pergi dari Kampung Demoi, menuju Kec.Yakari mengunakan Perahu, kira-kira 45-60 menit, setelah itu dari Yakari menuju kota menggunakan angkutan desa dengan waktu sekitar 45 menit perjalan. Beliau sudah mengunjungi kantor Dinas P & P lima kali lebih tetapi usahanya sia-sia karena belum ada tanggapan dari dinas terkait.
Kalau tunjangan belum dibayar sampai bulan desember akhir (tahun ini), Bulan januri 2016, SD YPK Demoi akan kami tutup. Dan siswa akan kami liburkan, sampai pemerintah mencairkan tunjangan.. Kami sudah bertahan untuk mengajar anak-anak kami yang jauh dari kota, tetapi kami dilupahkan dari pemerintah.Tutupnya. (Manfred Kudiai/KM)
Posting Komentar