Foto : Doc YLSM Mepagoo/KM |
Yogyakarta,(KM)--Paniai Berdarah masih tertidur. 08 Desember 2014 lalu menjadi bayangan ketidak adilan di atas tanah Papua, Paniai, Enarotali yang menewaskan 5 pelajar SMA dan 17 warga yang lainnya luka –luka termasuk pegawai negeri, anak- anak dan ibu rumah tangga. Hal ini sangat di sayangkan tidak ada perhatihan serta kepedulian dari pemerintah Indonesia maupun Komnas Ham Nasional yang peduli akan persolan ini. Dalam penuntasan pelanggaran Ham yang terus Merajalelah di atas Tanah Papua.
"Kasus penembakan kilat terencana 15 menit itu, diduga telah dibiarkan oleh KOMNAS HAM RI akibat tekanan presiden Jokowi di Jakarta hingga 21 Desember 2015 ini."
Hal ini disampaikan oleh ketua umum Yayasan Lembaga Swadaya Masyarakat (YLSM) wilayah Pengunungan Tengah Papua,Mee-Pagoo, Servius Kedepada, kepada media ini saat dihubunginya. Senin, (21/12)
Lanjut, Oleh karena itu, PM PNG, Peter O'neil segera akan didesak oleh ULMWP, MSG, PIF, PBB dan Sri Paus untuk percepat intervensi PBB kepada pemerintah Indonesia dengan alasan kasus pelanggaran HAM berat Paniai yang telah dibiarkan KOMNAS HAM RI akibat tekanan presiden Jokowi.Tegasnya. (Manfred Kudiai/KM)
Posting Komentar